Mengungkap Akar Genetik PCOS: Sebuah Langkah Menuju Perawatan yang Ditargetkan

0
16

Selama bertahun-tahun, penyebab pasti dari sindrom ovarium polikistik (PCOS) masih sulit dipahami, sehingga menghambat pengembangan pengobatan yang efektif dan berjangka panjang. Kini, analisis genetik skala besar memberikan wawasan yang belum pernah ada sebelumnya mengenai kondisi ini, membawa para peneliti lebih dekat untuk memahami mekanisme yang mendasarinya dan berpotensi membuka jalan bagi terapi yang dipersonalisasi.

Apa itu PCOS dan Mengapa Memahami Genetikanya Penting?

PCOS adalah kelainan hormonal umum yang mempengaruhi sekitar 1 dari 5 wanita, ditandai dengan gangguan pada fungsi ovarium. Penyakit ini biasanya bermanifestasi melalui setidaknya dua ciri utama berikut: siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak ada, peningkatan kadar hormon seks pria (seperti testosteron), dan adanya kista sel telur yang belum matang di dalam ovarium. Hal ini seringkali menimbulkan masalah kesuburan bagi mereka yang terkena dampaknya. Meskipun faktor-faktor seperti perubahan mikrobioma usus dan ketidakseimbangan hormonal sebelum kelahiran telah dikaitkan dengan PCOS, kondisi ini sering kali diturunkan dalam keluarga, sehingga menunjukkan adanya komponen genetik yang kuat. Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi sekitar 25 varian genetik, yang hanya menyumbang 10% risiko pada seseorang, sehingga meninggalkan kesenjangan yang signifikan dalam pemahaman kita.

Analisis Genetik yang Penting: Mengungkap Banyak Varian Baru

Untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan ini, para peneliti di Universitas Shandong di Tiongkok, yang dipimpin oleh Shigang Zhao, melakukan analisis genetik PCOS terbesar hingga saat ini. Mereka menganalisis genom lebih dari 440.000 perempuan – 25.000 di antaranya telah didiagnosis menderita PCOS, dan sisanya berperan sebagai kelompok kontrol – baik di populasi Tiongkok maupun Eropa.

Analisis tersebut menunjukkan 94 varian genetik terkait dengan risiko PCOS, dengan 73 varian baru yang berhasil diidentifikasi. Temuan ini secara signifikan memperluas lanskap genetik PCOS, memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang dasar genetiknya.

Temuan Genetik Utama dan Potensi Implikasinya

Beberapa varian baru yang teridentifikasi memiliki perhatian khusus:

  • Fungsi Mitokondria: Salah satu varian signifikan terjadi pada gen yang mengkode protein ribosom mitokondria S22. Protein ini sangat penting untuk berfungsinya mitokondria, pembangkit tenaga listrik sel. Hubungan antara disfungsi mitokondria dan PCOS telah dikemukakan sebelumnya, namun penelitian ini memberikan bukti genetik pertama mengenai hubungan ini.
  • Regulasi Hormon Seks: Varian lain memengaruhi globulin pengikat hormon seks, yaitu protein yang mengatur aktivitas hormon seks. Rendahnya kadar protein ini umumnya diamati pada individu dengan PCOS, yang menunjukkan adanya hubungan potensial antara genetika dan ketidakseimbangan hormon.
  • Fungsi Sel Granulosa: Banyak varian baru yang ditemukan memengaruhi fungsi sel granulosa di dalam ovarium. Sel-sel ini bertanggung jawab untuk memproduksi estrogen dan progesteron serta memfasilitasi perkembangan sel telur selama siklus menstruasi. Temuan ini memperkuat gagasan bahwa faktor genetik berperan dalam mengubah kadar hormon seks, yang merupakan ciri utama PCOS.

Secara keseluruhan, varian yang teridentifikasi menjelaskan sekitar 27% variasi risiko PCOS di antara peserta di Eropa dan 34% di antara populasi di Tiongkok, yang menunjukkan kemajuan besar dalam pemahaman kita tentang dasar genetik dari kondisi tersebut.

Arah Masa Depan: Perawatan Bertarget di Cakrawala

Elisabet Stener-Victorin di Institut Karolinska di Swedia menekankan pentingnya penelitian ini, dan mencatat bahwa penelitian ini secara signifikan memperluas pemahaman kita tentang komponen genetik PCOS. Dia juga menyoroti pentingnya memasukkan beragam nenek moyang dalam studi genetika di masa depan untuk memastikan temuan tersebut dapat diterapkan secara luas.

Selain mengidentifikasi varian risiko, tim peneliti juga menganalisis bagaimana varian ini dapat memengaruhi jalur biologis tertentu. Analisis ini mengarah pada identifikasi beberapa obat yang ada, serta senyawa yang kurang dikenal yang disebut betaine – sering digunakan untuk mengobati kondisi genetik homocystinuria – yang berpotensi memberikan manfaat terapeutik bagi penderita PCOS. Penelitian menggunakan tikus dengan gejala mirip PCOS dapat mengeksplorasi lebih jauh pilihan pengobatan ini.

Seperti yang dikemukakan Stener-Victorin, pengobatan PCOS saat ini terutama berfokus pada pengelolaan gejala, seperti meresepkan pil kontrasepsi untuk mengatur menstruasi atau menggunakan obat seperti clomifene untuk merangsang pelepasan sel telur. Namun, pendekatan yang lebih bertarget—berdasarkan identifikasi profil genetik tertentu dan memengaruhi jalur biologis yang mendasarinya—dapat merevolusi pengobatan PCOS, yang pada akhirnya mengarah pada terapi yang lebih efektif dan personal bagi perempuan yang terkena dampak kondisi kompleks ini.